_______________________________________________________________________________

Kamis, 23 Juli 2009

SEKOLAH GR@TIS

July, 23th 2009 by @niel

Sebenarnya saya juga sedikit kurang percaya diri menulis masalah ini, karena ternyata setelah searching di Google banyak ulasan dari pakar - pakar pendidikan yang justru bertolak belakang dengan pendapat saya. Tapi karena dorongan ingin menulis akhirnya saya beranikan untuk menulis masalah Sekolah gratis dan saya beri judul "Sekolah Gratis? Benarkah? Perlukan" disini saya ingin mengulas masalah keberadaan Sekolah Gratis dalam masyarakat yang belakangan ini cukup heboh karena publikasinya di televisi dan media lainnya menjelang Pemilu Kemarin.

Sekolah Gratis?? Benarkah?
Sekolah Gratis merupakan program pemerintah untuk membebaskan biaya sekolah dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tinggat Pertama (SLTP). Pada Tahun 2009 Anggaran berasal dari 20 % persen dari anggaran pendidikan atau kurang lebih Rp 207 triliun. Rinciannya, Rp 105 triliun gaji guru, Rp 60 triliun khusus buat Depdiknas, Rp 16 triliun pembiayaan BOS, sisanya 26 triliun untuk alokasi lain. Memang benar anggran itu mampu menggratiskan biaya seolah (SPP) di mayoritas SD/MI dan SMP/MTS. Walaupun sebenarnya masih ada Sekolah yang tetap saja menarik biaya sekolah dengan alasan dana yang diberikan pemerintah masih kurang.

Tapi pada kenyataannya yang dimaksudkan biaya Sekolah tentunya bukan biaya SPP. Karena pengalaman saya sekolah dari MI kemudian SMP kemudian ke SMA, SPP bukan satu -satunya biaya yang harus ditanggung orang tua. Karena dengan Sekolah tentunya kita membutuhkan Buku - buku, baik itu buku tulis ataupun Buku - buku pelajaran dan itu harganya cukup mahal bahkan jika harus fotokopipun tetap saja keluar uang yang cukup banyak juga. Dan jumlahnya jauh lebih banyak dibanding SPP.

Sekarang ada lagi program Baru Depdikan yaitu Buku Murah. yang harganya berkisar antara 10 ribuan. 10 ribu bukan angka yang kecil bukan rakyat miskin seperti tukang becak, buruh tani atau pedagang pasar kecil. Itu baru satu buku, coba jika siswa harus membeli samapi 5 atau 10 buku, semakain tidak mempu mereka memenuhi kebutuhannya.



Sekolah Gratis?? Tepatkah??
Sekolah Gratis di tingkat SD/MI dan SMP/MTs pada prinsipnya diberlakukan kepada semua rakyat baik yang miskin maupun yang kaya. Saya teringat dengan pendapat Dosen Ilmu Pendidikan saya, meskipun saya kuliah di Fakultas Teknik tapi tetap mendapat mapteri pendidikan karena saya mengambil Pendidikan Teknik. Saya sependapat dengan beliau bahwa "Sekolah gratis itu tidak benar". Harusnya Sekolah Gratis itu untuk yang miskin saja dan bukan hanya Spp yang gratis tapi juga buku - buku pelajarannya. Mungkin uang senilai 10, 20, 30, 40, 50 ribu untuk orang - orang yang mampu itu bukan angka yang besar, tapi coba bayangkan jika uang - uang yang untuk orang - orang mampu tersebut dialokasikan untuk membantu keperluan sekolah lain bagi siswa yang orang tuanya miskin. Tentu hal tersebut akan lebih efektif.
Namun setelah saya searching di Google, saja menemukan pendapat yang bertentangan dengan pendapat saya,
Bicara soal adil tidaknya (fairness) sebenarnya orang miskinlah yang tidak berhak untuk memperoleh pendidikan gratis. Lho kok bisa? Bisa saja. Kan pembayaran pajak yang menjadi sumber anggaran kita justru berasal dari orang-orang kaya tersebut. Secara logika, semakin kaya seseorang semakin banyak juga pajak yang ditarik darinya sehingga kalau bicara soal ‘hak’ dan ‘fairness’ justru merekalah yang paling berhak untuk menikmati pendidikan gratis yang biayanya diambil dari pajak tersebut. Orang miskin sebetulnya justru hanya ‘ikut’ menikmati pemanfaatan pajak tersebut lha wong semakin miskin seseorang juga semakin sedikit pajak yang bisa disumbangkannya kepada negara. Bahkan orang miskin sebenarnya membebani anggaran sebuah negara karena harus selalu disubsidi macam-macam. Itulah sebabnya kemiskinan harus diperangi dan rakyat harus disejahterakan agar mereka tidak lagi harus disubsidi dan justru sebaliknya akan dapat mengeluarkan pajak bagi kas negara. (http://satriadharma.wordpress.com/2007/05/31/sekolah-kenapa-harus-gratis/).
Pendapat tersebut terlihat seperti melihat Indonesia sebagai kumpulan orang yang hidup sendiri - sendiri, yang kaya punya hak sendiri yang miskin ya punya hak sendiri seprti cara pandang kaum kapitalis. Pendapat itu sedikit melupakan bahwa Indonesia adalah satu, negara dianggap hanya pemerintah saja, dan memahami kata adil secara kurang tepat.

Melihat undang - undang yang intinya bahwa Negara menjamin warganya untuk memperoleh pendidikan, jadi jika yang kaya (mampu) tetap membayar biaya pendidikan untuk membantu yang kurang mampu hal tersebut bukan hal yang salah karena orang kaya (mampu) juga bagian dari negara dan baik orang kaya ataupun miskin adalah suatu kesatuan dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian Makna Adil bukan berarti sama rata. Sebagai contoh saja, Apakah adil Orang Tua memberikan uang saku yang sama kepada anaknya yang bersekolah di SD , SMP, SMA , Perguruan Tinggi?? Itu bukanlah maksa Adil yang benar. Adil itu memberikan sesuatu sesuai dengan haknya, dalam hal ini kebutuhannya. Jadi jika orang kaya sudah mampu untuk membiayai sekolah sendiri kenapa harus digratiskan untuk mereka, lebih baik uang gratisan SPP untuk orang kaya dialokasikan untuk membeli keperluan sekolah lain bagi siswa yang orang tuanya kurang mampu. Mungkin jika anggaran pemerintah sudah cukup untuk membiayai semua keperluan sekolah orang miskin (Spp, buku dan keprluan lainnya), baru setelah itu diagendakan untuk menggratiskan biaya sekolah orang yang mampu.

Itulah pendapat saya mengenai Sekolah Gratis. Walaupun dengan bahasa yang pas - pasan, karena saya sendiri kurang ahli berbicara atau menulis secara formal, semoga anda - anda semua dapat memahami tulisan saya. Terimaksih atas perhatiannya, dan berilah komentar anda tentang apa yang saya sampaikan, semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk INDONESIA YANG LEBIH BAIK.
tag : sekol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar