Tiga puluh desember kemarin adalah hari terakhirku menjadi mahasiswa. Bersama seribu lebih mahasiswa Unhas lainnya aku diwisuda. Aku termasuk salah seorang Mapala-mahasiswa paling lama-di kampus ini. Aku menghabiskan waktu enam tahun lebih menjadi mahasiswa. Selama enam tahun kuliah, aku telah mengenal banyak mahasiswa. Ada yang aku kenal karena teman kuliah, teman nongkrong, teman di organisasi, atau sekadar mengenal namanya karena ia populer di kalangan mahasiswa. Sedikit banyak aku telah mengenal wajah-wajah mereka. Ada yang kuliah hanya sekedar kuliah, ada kuliah sambil kerja, ada yang kuliah untuk menjadi aktivis mahasiswa, ada juga yang kuliah sekedar untuk gaya. Dari banyak mahasiswa yang kukenal itu inilah sebagian rupa dan wajah-wajah mereka.
Mahasiswa Mami. Pertama adalah mahasiswa mami. Mahasiswa ini biasanya amat bersungguh-sungguh kuliah sehingga cenderung tak peduli dengan kegiatan non kuliah lainnya. Mereka enggan berorganisasi dan jarang mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Jangan harap mereka mau berdemo dan turun ke jalan bersama mahasiswa lainnya. Mereka memang menjadi mahasiswa hanya untuk kuliah dan menyelesaikannya dengan baik. Mereka selalu datang kuliah tepat waktu dan tak pernah terlambat pulang ke rumah. Umumnya mereka berasal dari kota.
Mahasiswa 3K. Yang kedua adalah Mahasiswa Kamar, Kampus dan Kampung. Istilah populernya mahasiswa 3K. Mahasiswa yang satu ini amat rajin ke kampus namun langsung ke kamar setelah kuliah usai. Mereka juga sangat antusias pulang kampung sehingga tak menyia-nyiakan hari libur dan tanggal merah. Mereka punya motivasi besar ber-IPK tinggi dan cepat menyelesaikan kuliah. Umumnya mereka berasal dari daerah.
Mahasiswa Salon. Berikutnya adalah mahasiswa salon. Rata-rata mahasiswa ini sekadar kuliah agar tidak menganggur. Mereka menjadi mahasiswa hanya untuk mengejar status dan gengsi. Di kampus, mereka selalu berusaha tampil gaya. Karena itu mereka aktif mengikuti trend dan mode terbaru. Mereka selalu tampil dengan pakaian terbaru, potongan rambut gaya baru dan HP keluaran terbaru. Selain kampus, tempat nongkrong wajib mereka adalah salon, club, dan mall. Umumnya mereka berasal dari keluarga berada.
Mahasiswa Instan. Keempat adalah mahasiswa instan. Mungkin berlebihan menyebutnya mahasiswa instan, namun banyak dari mereka yang kuliah hanya untuk mengejar gelar sarjana. Mereka kuliah karena butuh gelar untuk mengejar karier. Kebanyakan mereka adalah karyawan atau pegawai dari instansi pemerintah.
Mahasiswa Mandiri. Berikutnya mahasiswa mandiri. Kebanyakan mahasiswa ini berasal dari keluarga pas-pasan dan ingin mengubah nasib lewat pendidikan. Karena kiriman terbatas, umumnya mereka bekerja untuk membiayai hidup dan kuliahnya. Mereka juga amat bersungguh-sungguh kuliah dan banyak aktif dalam kegiatan mahasiswa. Selain dari keluarga pas-pasan ada juga dari mereka yang berasal dari keluarga berada. Meski berkecukupan, mereka bekerja untuk mulai belajar hidup mandiri.
Mahasiswa ACO.Aku menyebutnya Mahasiswa ACO, Mahasiswa Akademik, Cinta, dan Organisasi. Mereka adalah mahasiswa yang berprestasi dalam akademik, sukses dalam cinta, dan aktif dalam berbagai organisasi. Se-tahuku, dari ribuan mahasiswa Unhas hanya segelintir saja yang dapat mencapai maqam mahasiswa ACO. Banyak mahasiswa yang sukses dalam akademiknya namun terus men-jomblo dan tak aktif berorganisasi. Ada juga yang terkenal sebagai aktivis mahasiswa dan giat dalam berbagai organisasi namun hanya ber-IPK pas-pasan dan selalu gagal dalam cinta. Ada pula yang hanya sibuk dengan cintanya sehingga enggan berorganisasi bahkan lupa dengan kuliahnya. Aku masih ingat kata salah seorang dosenku di semester satu dulu. Katanya, mahasiswa yang terbaik adalah yang dapat mensinergikan ketiganya. Mereka sukses dalam kuliah, terkenal sebagai aktivis mahasiswa, dan menikmati indahnya romantika masa muda.
(Cermin Identitas, Edisi Awal Januari 2007)
share from thomalili.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar