Memberi Nama Anak Mesti Nama Yang Baik
june, 18th 2009 by AnielSalah satu kewajiban orang tua adalah memberikan nama yg baik pada anaknya. Hal ini dikarenakan:
1. Nama yg baik merupakan HAK dari anak.
Rasululloh SAW bersabda,“Seseorang datang kepada Nabi(SAW) dan bertanya,”Ya Rasululloh, apa hak anakku ini?” Nabi SAW menjawab,”Memberinya nama yg baik, mendidik adab yg baik, dan memberinya kedudukan yg baik (dalam hatimu)”.” (HR Aththusi)
2. Rasululloh SAW sendiri menyatakan bahwa nama yg diberikan kepada anaknya itu adalah DOA (orang tua kepada anaknya).
Terkait dengan pemberian nama ini, sudah banyak situs dan buku yg menyediakan nama (anak yang) baik, berasal dari berbagai negara dan bahasa. Ada yg menyediakan nama anak dalam bahasa Indonesia, Arab, Inggris, Jawa, bahkan Yunani. ***maaf, aku tidak menyediakan linknya…silakan anda googling sendiri ya…***
Tiap orang tua akan selalu ‘kelabakan’ menyediakan nama bagi anaknya, karena sudah fitrah orang tua (sebagaimana hadits Rasululloh SAW di atas) untuk memberikan nama yg terbaik bagi anaknya. Terkadang orang tua menyiapkan lebih dari 1 nama bagi anaknya (yg akan lahir). Biasanya 1 nama laki-laki, dan 1 nama perempuan, tujuannya yaaa jelas…agar mereka tidak kelabakan (lagi) memberikan nama yg sesuai dengan jenis kelamin anaknya.
Namun, 1 nama pun terkadang masih belum cukup. Pengalaman yg pernah aku baca, saat anak laki-laki si Fulan lahir, sebenarnya dia sudah mempunyai 1 nama untuk diberikan. Namun, mendadak ada ‘request’ dari istrinya…karena ternyata istrinya tidak sreg dg nama yg telah disiapkan. Walhasil, mereka berdua rembukan lagi untuk mencarikan nama bagi anaknya. Setelah sekian lama, akhirnya dapat juga…dan akhirnya nama yg kedua ini yg diberikan ke anaknya saat akikahan.
Oke…kembali ke masalah pemberian nama….
Seorang anak kenalan ibuku, mempunyai nama yg cukup panjang, yakni terdiri dari 6 (ENAM) SUKU KATA. Bisa anda bayangkan…?? Ini tidak lain karena orang tua sang anak, kenalan ibuku, meminta kepada orang tua masing2 untuk ‘menyumbang’ nama bagi anak mereka. Walhasil, nama yg ‘disandang’ si anak menjadi cukup panjang. ***aku sedikit geli, jika saat SPMB, si anak mesti menuliskan nama lengkapnya, apakah formulirnya cukup?? hihihi..***
Meski tidak ada larangan dalam meminta kepada orang tua untuk memberi nama bagi anaknya, namun, aku berpedoman pada hadits Rasululloh SAW di atas, hendaknya ORANG TUA yg memberi nama. Adapun sang kakek-nenek, cukup sumbang saran…namun jangan dijadikan patokan. Namun, itu berserah kepada diri masing2 orang tua.
Baik…kita lanjutkan topiknya…
Bagaimana kriteria nama yg baik?
Hmmm….aku sempat diskusi dengan bapakku + ustadzku mengenai definisi+pemberian nama yg baik. Beliau berdua menyarankan hal yg sama, yakni sebaiknya nama anak diambil dari Al Qur’an, namun tetap MEMPERHATIKAN MAKNANYA, karena tidak semua hal dari Al Qur’an sifatnya/berarti baik.
Sebagai contoh, JAHANAM. Meski kata ini berasal dari Al Qur’an, jelas kata jahanam tidak berkonotasi baik, karena dia merujuk pada JENIS NERAKA. Kemudian, ada juga kata THAGUUT. Sekilas kata ini nampak ‘keren’, namun jika kita tahu artinya adalah SETAN, maka orang tua yg ‘normal’ tidak akan mau memberikan kata ini menjadi nama anak mereka. Lalu ada juga kata FARJI, yg berarti KEMALUAN.
Well…dari sekian contoh kata yg diambil dari Al Qur’an, jelas ada kata2 yg tidak layak dijadikan nama anak. Lalu, apa kata2 dari Al Qur’an yg cocok dan tepat dijadikan nama anak?
Jika kita ingin punya anak yg pengasih, maka kata RAHMAN cocok untuk dijadikan nama. NAMUN, mesti diperhatikan bahwa kata Rahman tersebut HARUS digabung (ditambahkan) kata lain, karena (AR) RAHMAN merupakan NAMA ALLOH SWT. Sehingga sebagai makhluk-Nya, yg ‘tidak layak’ menyandang kata Rahiim (saja), kita tambahkan kata Abdul atau kata lain. Misalnya diberikan nama Abdul Rahman, berarti seorang hamba yg (bersifat) pengasih. Atau Muhammad Andi Rahman, atau contoh lainnya (Muhammad Fahmi Aulia bisa juga menjadi contoh lho…hihihi…).
Yang jelas, JIKA KITA HENDAK MENGGUNAKAN NAMA ALLOH SWT (ASMAUL HUSNA) SEBAGAI NAMA ANAK, MAKA (SEPERTI AKU TULIS DI ATAS) HENDAKNYA DITAMBAHKAN NAMA/KATA TAMBAHAN.
Di beberapa contoh nama anak, nama nabi juga bisa dijadikan acuan untuk menjadi nama. Ibrahim, Isa, Muhammad, Ismail, merupakan nama nabi yg bisa dijadikan nama anak.
Terkadang, nama seseorang sedikit identik dengan marga/suku bangsa. Nasution, Siregar, Harahap merupakan contoh nama dari suku Batak. Dadang, Asep, Ujang, biasanya identik dengan suku Sunda. Joko, Darojatun, Basuki, identik dengan suku Jawa. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Bahkan, seringkali hubungan nama dan suku bisa kita lihat dari susunan nama. Kinkin Sodikin, Maman Budiman, Jaja Subagja menunjukkan mereka berasal dari Sunda. Joko Supriyanto, Eko Susanto, Nurcahyo (halo mas Cahyo, hehehe..) pokoknya yg banyak huruf ‘O’ identik dg suku Jawa. Dan masih banyak lagi.
So, dengan pedoman di atas, hendaknya kita bisa mulai berpikir untuk menyiapkan nama yg baik bagi (calon) anak kita nanti agar anak kita bisa menjadi seperti yg diharapkan (sesuai dg doa kita), menjadi orang yg baik, berguna bagi manusia lain. Ujung-ujungnya, akan berimbas juga kepada kita, orang tuanya.
Berikut adalah 5 kasus unik, terkait dengan pemberian nama:
1. Tidak ada orang (perempuan) Sunda yg bernama Ice Juice, karena jika dibaca bukan i-ce ju-ice, tapi akan dibaca es jus…hihihi…
2. Cerita temanku, kenalannya mempunyai anak yg diberi nama AMAL FIRAT. Sekilas namanya ‘berbau’ Arab dan menarik. Tapi, jika kita baca dari kanan, maka kita akan melihat TARIF LAMA sebagai nama anak tersebut. Usut punya usut, ternyata anak mereka lahir di taxi yg mengenakan tarif lama. Hehehe…
3. Seorang teman bernama Yosep. Namun ternyata dia beragama Islam. Ternyata Yosep = Yusuf, nama seorang nabi. Hanya saja nama Yosep merupakan ‘lafadz’ Yusuf dalam bahasa Inggris. Jadi, mesti diperhatikan juga padanan kata dalam bahasa lain, di luar bahasa Indonesia.
4. Nama Anang, ternyata mempunyai arti yg menggelikan bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama di daerah Kalimantan. Karena Anang artinya DAHI, dalam bahasa setempat. Jadi, jika memungkinkan, dilakukan survei terhadap arti dari nama seseorang di daerah lain.
5. Usul ‘gila’ (tapi masuk akal) dari ustadzku. Beliau menyarankan nama tiap anak = ayat Al Qur’an. Jadi, misalkan punya anak 7 orang, maka anak pertama = ayat pertama, anak kedua = ayat kedua, dst. Nah, jika hendak memanggil semua anaknya, sang ortu cukup teriak,”AL FATIHAH…KUMPUUULL…”. Aku terkekeh-kekeh mendengar usulan ustadzku ini. Ada-ada saja beliau…heheh..
So, mudah2an artikel ini berguna bagi calon orang tua yg hendak mencari nama bagi anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar